Rabu, 13 Juni 2012

SEBUAH CINTA



ada sebuah masa
di mana tak ada jarak
menghafal ruang hatimu
laksana awan dengan langit
yang begitu lekat dipandang

begitu pula deskripsi cintaku
di keheningan senja, berulang menjadi
rapalan dalam setiap doaku
"itulah puisiku yang bergemuruh
di setiap detik dalam nafasmu!"
mungkin aku ilustrasikan
seperti itu harapanku

terkadang senja menyeret kita hingga malam
hangus berjelaga
"tapi bukan itu maksudku!"

menembus ruangmu
seperti menanti fajar
tenggelam perlahan

dalam sunyi di sepotong
kalimatku, "aku menunggu cintamu
berpendar cahaya"
tetaplah dalam tenang
hingga sampai di dermaga
yang akan ditetapkanNya

Minggu, 10 Juni 2012

Ingin

Aku ingin duduk diujung senja

mengenang salah dan khilafku

memandang catatan hidupku

aku ingin tidur diujung gelap

meredakan penatku

menenangkan kecamuk ambisi

aku belum ingin bangun

karena hatiku belum tersenyum

karena hatiku belum mandiri

aku mau bangun

tolong bantu aku

aku ingin kita sejahtera bersama

aku ingin kita bahagia bersama

bersama kita dalam lindungan-Nya …

Minggu, 03 Juni 2012

Ingin terlukiskan kembali


            Malam ini begitu kelam tanpa hadir bintang yang berkerlip di balik awan hitam berselimut kabut pekat malam. Suara petir menggelegar menyambar seakan  menampar hati yang kian menjadi lemah tak berdaya. Ingin rasanya aku abaikan itu semua seperti pepatah-pepatah yang selalu terdengar, “Biarkan Anjing menggonggong kafilah berlalu” .
“Tapi mereka adalah siapa, tak sanggup aku menentang mereka dengan cara yang berlebih dan kelewatan batas…!” bisikku dalam hati.
“ Aku bukan makhluk rendahan yang seperti mereka kira. Aku bukan manusia yang bodoh…!” Lirihku bergemuruh.
Aku masih punya akal pikiran yang sehat dalam memikirkan sesuatu. Begitu buruk dan hina dina jika aku masih berkukuh pada pendirianku. Mengapa dilema itu menyulitkan hidupku.
“Aku bersungguh – sungguh dalam meraih bintang benderangku…!” Seruku dalam senyap.                                         Bukannya aku seperti ini karena mereka yang membuatku hingar bingar menyuarakan sesuatu. Aku tidak sanggup hidup seperti dalam bayang – bayang semu dalam selimut kabut malam pekat.
“ Mereka tak akan pernah paham dan mengerti apa yang ada di otakku saat ini.” Cetusku dalam hati.